Mengapa di Restoran Mewah Porsi Makanannya Sedikit?
Pernah melihat menu-menu makanan di restoran mewah atau mungkin kamu pernah merasakannya sendiri?
Hal mencengangkan yang paling terlihat selain dari harga, adalah porsinya yang cukup ‘mini’ bagi sebagian orang. Berbeda dengan di warung kaki lima atau warteg yang kaya akan nasi dan lauk.
Meski harganya jauh berbeda dengan di warteg, namun secara porsi makanan justru lebih banyak di warteg daripada di restoran mewah. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas
Tidak hanya mengenai porsi makanan yang kamu makan saja, namun juga kualitas yang kamu terima.
Meski terlihat ‘sederhana’, namun ada kualitas yang berbicara serta hal-hal lain yang tidak terlihat di balik sajian mewah tersebut.
Ada chef dan staf dapur yang profesional, memastikan bahan-bahan yang digunakan berkualitas dan terbaik, serta melakukan quality control pada makanan sebelum disajikan.
Memiliki biaya bahan baku yang tinggi
Untuk mempertahankan standar tinggi dan tetap memperhatikan konsumen kelas atas mereka, restoran mewah mengambil bahan-bahan dari berbagai tempat yang meningkatkan biaya produksi hidangan, yang juga memengaruhi harga akhir hidangan.
Jadi, agar hidangannya tetap terjangkau dan tidak melambung tinggi harganya, disajikan dalam porsi kecil.
Makanan jadi terlihat elegan
Seiring berjalannya waktu, tren minimalis juga memasuki dunia makanan. Kini banyak restoran kelas atas mulai mempertimbangkan tren bahwa 'kecil itu elegan'.
Hidangan tampak elegan, selaras dengan suasana restoran dan tema yang diusung.
Diyakini bahwa para tamu yang datang ke hotel/restoran tersebut lebih memilih untuk mencicipi sensasi, rasa, dan pengalaman yang berbeda, daripada hanya sekadar makan untuk mengisi perut hingga kenyang.
Ada harga, ada rupa, ada rasa. Bayangkan kalau di restoran mewah namun penyajiannya ternyata sama saja dengan di warteg. Gak estetik, dong!
Porsi kecil memudahkan untuk plating
Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu perbedaan antara makanan di restoran mewah dan warung kaki lima atau warteg adalah cara penyajiannya.
Nah, porsi yang imut di makanan mahal itu juga untuk memudahkan plating, atau penataan dan penyajian makanan di atas piring. Plating itu ada ilmu dan seninya, lho, tidak bisa asal taruh saja.
Plating memerhatikan estetika, seni, dan desain tertentu di setiap menu. Porsi kecil ini memberi ruang cukup untuk berkreasi untuk membuat hidangan terlihat menarik dan elegan.
Inilah yang membuat harga makanan jadi mahal, karena bentuk apresiasi dari kreasi dan karya seni.
Mengurangi limbah makanan
Salah satu masalah terbesar dalam menyajikan makanan dengan porsi besar adalah akan membuang lebih banyak makanan.
Terkadang orang yang memesan makanan tidak menghabiskan yang ia pesan, antara mereka akan membawanya pulang (take away) atau membuang sisa makanan tersebut.
Menyajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil akan membantu untuk mengurangi pemborosan makanan.
Mengurangi biaya bahan makanan
Salah satu alasan terbesar mengapa restoran mewah menyajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil adalah agar dapat menekan biaya pembelian bahan.
Ini berarti lebih sedikit uang yang terbuang, dan restoran akan memanfaatkan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Pada akhirnya, restoran akan dapat meningkatkan keuntungan dengan menyajikan porsi yang lebih kecil, namun mereka juga tetap bisa memenuhi kepuasan pelanggan.
Sekarang kamu tidak kaget dan heran lagi ketika melihat porsi makanan di restoran mewah yang imut dan gemas, karena sudah tahu alasan di baliknya. Tertarik untuk mencoba makanan fancy?
Baca juga