200 Pounds Beauty (2023): Kisah Insecure Penyanyi Cantik dan Transformasi Oplas yang Menakjubkan

200 Pounds Beauty (2023)

Film Indonesia yang berjudul "200 Pounds Beauty" (2023) merupakan sebuah remake dari film Korea dengan judul yang sama. Film asal Korea Selatan juga berjudul "200 Pounds Beauty" yang dibintangi oleh Kim A-Jong. Namun, versi Indonesia menambahkan tahun produksi di belakangnya (2023).

Cerita film ini mengisahkan seorang wanita yang memiliki masalah berat badan berlebih, namun memiliki bakat terpendam di dunia tarik suara, bukan tarik tambang. Sebelumnya, sudah banyak film Indonesia yang melakukan remake dari film-film Korea, seperti "Miracle in Cell No.7", "Sweet 20" (Miss Granny), "Hello Ghost", "Bebas" (Sunny), dan "My Sassy Girl".

Mengapa harus dilakukan remake? Mungkin karena film-film tersebut meraih kesuksesan di Korea dengan jutaan penonton, dan diharapkan hal serupa terjadi ketika versi Indonesia dibuat. Mungkin ada harapan untuk mendapatkan popularitas dan keuntungan yang sama.

Versi remake "200 Pounds Beauty" Indonesia ini dibintangi oleh aktris muda berbakat, Syifa Hadju, yang juga memiliki penampilan menarik dan postur tubuh yang langsing. Ia berperan sebagai Juwita, karakter utama wanita yang mengalami kekurangan kepercayaan diri terkait berat badannya. Film ini juga melibatkan Baskara Mahendra (Andre) dan Alyssa Daguise (Eva Primadona) sebagai pemeran pendukung.

Film ini bergenre komedi-romantis dan disutradarai oleh Ody C. Harahap, yang sebelumnya telah menyutradarai film "Sweet 20". Ody telah berhasil menghasilkan remake "Sweet 20" yang diminati oleh penonton. Oleh karena itu, diharapkan film "200 Pounds Beauty" (2023) juga dapat meraih kesuksesan yang serupa.

Saya tidak akan membahas sinopsis film "200 Pounds Beauty" secara rinci, namun film ini mengangkat pesan-pesan yang cenderung bersifat satir.

Baca juga : Sinopsis Lengkap Serial Bhagya Lakshmi

200 Pounds Beauty (2023)

Insecure Gara-Gara Body

Kata "insecure" berasal dari bahasa Inggris yang berarti merasa tidak aman. Namun, hal ini tidak berarti tidak aman dari kejahatan, lho! "Insecure" yang sering digunakan oleh anak-anak muda ini lebih merujuk pada perasaan cemas, kurang percaya diri, dan gelisah.

Kata "insecure" ini lebih sering digunakan oleh generasi Z ke bawah yang ingin menyampaikan bahwa mereka tidak merasa baik-baik saja dan kurang percaya diri. Dalam percakapan antara anak-anak muda, kata "insecure" sering digunakan contohnya seperti, "Gue insecure lihat dia body goals banget. Gue chubby."

Sepertinya di Korea, isu ini diangkat dalam film yang berjudul "200 Pounds Beauty". Namun, isu ini juga terkait dengan versi Indonesia. Aku masih melihat bahwa isu ini masih merajalela di kalangan anak muda.

Dalam cerita, diceritakan bahwa ada seorang wanita bernama Juwita yang memiliki masalah berat badan berlebih, namun memiliki bakat yang luar biasa. Dia memiliki suara yang merdu saat menyanyikan lagu-lagu mellow, namun juga mampu menyanyikan lagu dengan genre dance dengan baik.

Juwita bekerja sebagai pengisi suara atau dubber untuk seorang penyanyi yang sedang populer, Eva Primadona. Sebenarnya Eva tidak bisa bernyanyi, jadi dia menggunakan suara Juwita sebagai lip-sync. Namun, masalahnya adalah Eva tidak menghargai dan tidak mengakui bantuan yang diberikan oleh Juwita.

Penyebab rasa tidak aman atau "insecure" Juwita terkait dengan penampilannya yang overweight dan penampilannya yang biasa-biasa saja, ada kaitannya dengan Eva. Awalnya, dalam adegan-adegan sebelumnya, Juwita baik-baik saja, tetapi dia merasa tidak aman ketika dalam suatu adegan Andre mengatakan kepada Eva Primadona.

Inti ucapan Andre, jika tidak salah ingatan saya, adalah "Kamu tidak akan menjadi terkenal jika tidak mendapatkan bantuan dari Juwita, kalau saja Juwita cantik dan berpenampilan langsing, dialah yang akan berdiri di panggung".

Operasi Plastik Mengubah Dirimu Menjadi Orang Lain

"Pesan yang disampaikan adalah 'Cantik itu belum tentu menarik'." Terlihat bahwa Juwita saat berada dalam kelebihan berat badan mendapatkan perhatian lebih dari Andre daripada Eva Primadona.

Namun, rasa tidak aman atau "insecure" membuat Juwita memutuskan untuk menjalani operasi plastik yang mengubah total tubuhnya. Bisa dikatakan perubahan yang drastis, hingga 180 derajat.

Dalam kehidupan nyata, kita sering melihat di infotainment banyak selebritis yang kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya, sehingga memilih menjalani operasi plastik di Thailand dan Korea. Bahkan mereka dengan bangga mengakui biaya operasi plastik tersebut.

Film ini mencoba memberi sentuhan kepada individu yang mengejar kecantikan buatan dan standar tubuh yang diidamkan, isu yang sangat dekat dengan apa yang terjadi di masyarakat.

"Timbangan hanya menunjukkan angka, bukan nilai." Juwita dalam film ini mengubah dirinya melalui operasi plastik dari seorang wanita overweight menjadi wanita dengan tubuh yang langsing. Setiap kali Juwita melangkah, ada berbagai reaksi dari laki-laki dan perempuan yang melihatnya.

Namun, apakah Juwita akhirnya bahagia dengan body goals yang dicapainya? Ternyata tidak. Ia harus mengubah namanya menjadi Angel dan akhirnya membuat Eva merasa insecure.

Juwita menjadi Angel dan pada akhirnya menjadi orang yang berbeda. Ia kehilangan jati dirinya dan bahkan sempat kehilangan teman sejatinya. Kecantikan dan tubuh seksi hasil dari operasi plastik mengubah dunianya.

Film ini mampu menghadirkan nilai-nilai melalui berbagai adegan yang mungkin dapat diterima oleh generasi Z, dengan lelucon-lelucon yang menghibur. Namun, bagi generasi yang lebih sering menggunakan Facebook, mungkin lelucon-leluconnya akan terasa hambar.

Next Post Previous Post