2015: Claudio Ranieri mengambil alih kendali Leicester City untuk musim yang akan menjadi sejarah bagi klub tersebut
Pelatih asal Italia tersebut memimpin The Foxes meraih gelar Premier League yang menggemparkan dalam satu-satunya musim penuhnya di Stadion King Power.
Claudio Ranieri secara resmi ditunjuk sebagai manajer Leicester pada hari ini pada tahun 2015, memulai kampanye yang luar biasa dan mengantarkan The Foxes meraih gelar juara Liga Premier.
Ranieri menandatangani kontrak tiga tahun untuk menggantikan Nigel Pearson yang telah dipecat di Stadion King Power. Ini merupakan kembalinya Ranieri ke dunia sepak bola Inggris setelah absen selama 11 tahun sejak pemecatannya dari Chelsea pada tahun 2004.
Bagi Ranieri, ini adalah peran ke-16 sebagai manajer dalam karirnya yang telah mengesankan. Namanya akan selalu dikenang karena pencapaian gemilangnya, memenangkan gelar juara yang luar biasa, mengatasi segala rintangan, dan mencatatkan sejarah baru bagi Leicester City dalam satu-satunya musim penuhnya di puncak klasemen.
"Ketika saya datang, saya tidak pernah membayangkan hal ini," ujar Ranieri setelah memastikan gelar juara pada bulan Mei 2016, ketika timnya masih dianggap sebagai outsider dengan peluang 5.000-1 pada awal musim.
"Saya adalah orang yang realistis, saya hanya ingin memenangkan pertandingan demi pertandingan dan membantu para pemain berkembang dari minggu ke minggu. Saya tidak pernah terlalu memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya."
"Pemain-pemain telah tampil fantastis. Fokus, tekad, dan semangat mereka telah membuat ini menjadi kenyataan. Setiap pertandingan, mereka saling berjuang dan saya sangat bangga melihat semangat itu dalam para pemain saya. Mereka layak menjadi juara."
Namun, Leicester dan Ranieri gagal mempertahankan kesuksesan mereka musim berikutnya. Pada bulan Februari 2017, Ranieri dipecat ketika klub tersebut berada di posisi ke-17 dalam klasemen, hanya berselisih satu poin dari zona degradasi.
Setelah dipecat, pelatih asal Italia tersebut mengatakan, "Setelah euforia musim lalu dan menjadi juara, impian saya hanya ingin bertahan bersama Leicester. Sayangnya, itu tidak terjadi."
"Pengalaman itu luar biasa dan akan selalu menjadi bagian hidup saya. Saya dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada semua orang di klub, semua orang yang terlibat dalam pencapaian kami, tetapi terutama kepada para suporter."
Baca juga : Pemain belakang Rangers, Leon King, akan absen dalam waktu yang cukup lama