Pentingnya Menyeimbangkan Aset Likuid dan Nonlikuid
Nunianajib - Pentingnya Menyeimbangkan Aset Likuid dan Nonlikuid
Sebagian uang yang kamu miliki pasti ada yang digunakan untuk membeli aset. Bentuknya beragam. Mulai dari tanah, rumah, perhiasan, hingga gadget. Harapannya, aset tersebut bisa kamu pakai secara reguler, dan kalau kepepet, bisa dijual. Namun, tidak semua aset bisa semudah itu dijual dan jadi uang tunai.
Tak hanya dalam keuangan perusahaan atau investasi, di keuangan pribadi ada juga istilah aset likuid dan non likuid. Apa perbedaannya?
Aset Likuid
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), likuid adalah cair. Maka aset likuid merupakan aset yang bisa dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai. Prosesnya tidak membutuhkan waktu lama.
Uang tunai termasuk aset yang paling likuid. Karena bisa langsung digunakan. Nilainya juga tidak mengalami penurunan. Ditambah, uang bisa dengan cepat diubah menjadi aset lainnya. Kamu dapat menggunakan uang untuk membeli motor hingga perhiasan. Uang tersebut diputar dalam berbagai aset berbeda.
Macam-macam aset likuid
- Uang tunai
- Pasar uang
- Saham
- Reksa dana
- Exchange-traded fund (reksa dana yang diperjualbelikan)
Aset Non Likuid
Aset non likuid biasanya berbentuk benda, seperti tanah, rumah, kendaraan, perhiasan, dan lain sebagainya. Semua benda tersebut tidak mudah dicairkan menjadi uang tunai. Butuh waktu untuk menjualnya. Nilainya pun mengalami perubahan. Bisa naik atau turun.
Untuk tanah atau rumah, kamu akan mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi daripada saat membeli. Sementara untuk benda lain seperti kendaraan atau gadget, nilainya cenderung menyusut.
Meskipun seseorang nampak kaya karena punya banyak aset non likuid, tetapi jika dia tidak punya cukup aset likuid, maka ia akan nampak kelihatan kurang mampu. Sebab, ia tidak punya uang tunai yang bisa digunakan untuk membeli.
Rumah memang berharga mahal. Harganya bisa mencapai Rp500 juta. Namun, kalau tidak ada yang beli. Maka, harganya hanya sekadar label. Untuk mengubahnya menjadi uang tunai, kamu harus menunggu beberapa saat sampai benar-benar dibeli orang.
Idealnya, seimbangkan porsi aset likuid dan non likuid. Aset likuid masih sangat dibutuhkan. Apalagi ketika kamu butuh uang tunai yang cukup untuk kebutuhan mendadak. Misalnya, ada anggota keluarga yang sakit. Kamu butuh biaya pengobatan. Sebaiknya kamu punya uang di tabungan yang bisa kamu tarik kapan saja.
Sementara aset non likuid, bisa kamu gunakan fungsinya di masa kini atau dijual di masa depan. Beberapa aset non likuid bernilai tinggi di masa depan. Sehingga bisa kamu jadikan investasi jangka panjang.
Baca juga : Mengenal Virtual Credit Card (VCC)