Hadis ke-13 | Hukum Air - Terjemah Ibanatul Ahkam
Redaksi Hadis ke-13
۱۳ - عَنْ
أَبِي وَاقِدِ اللَّيْنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا قُطِعَ مِنْ الْبَهِيمَةِ - وَهِيَ حَيَّةٌ
- فَهُوَ مَيِّتٌ". أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالتَّرْمِذِيُّ، وَحَسَّنَهُ،
وَاللَّفْظُ لَهُ. |
---|
13. Dari Abu Waqid al-Laitsi (r.a), bahwa Rasulullah (s.a.w) pernah bersabda: "Anggota tubuh hewan yang dipotong ketika hewan tersebut dalam keadaan hidup adalah bangkai." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Tirmizi yang menilainya sebagai hadis hasan, dan lafaz hadis ini sesuai dengan riwayatnya) |
Makna Umum Hadis
قدم الرسول الله المدينة وبها أناس يعمدون إلى
إليات الغنم وأسنمة الإبل لينتفعوا بدهنها للأكل وشحومها للاستضاءة فأخبرهم بأن ما
قطع من الحيوانات الحية حكمه حكم الميتة لا يحل أكله ولا الانتفاع به للاستضاءة
ولا شراؤه علاوة على مافى ذلك من تعذيب الحيوان الذي أمرنا الشارع بالرفق به.
Ketika Rasulullah (s.a.w) tiba di Madinah, terdapat masyarakat yang biasa memotong ekor kambing dan punuk unta untuk diambil minyaknya guna dimakan, sementara lemaknya digunakan sebagai bahan bakar untuk pelita. Melihat hal tersebut, Nabi (s.a.w) memberi tahu mereka bahwa bagian tubuh hewan yang dipotong ketika masih hidup memiliki hukum yang sama dengan bangkai. Artinya, tidak boleh dikonsumsi, tidak boleh dimanfaatkan sebagai bahan bakar pelita, dan tidak boleh dibelinya. Selain itu, tindakan semacam itu juga berarti menyiksa hewan, padahal syariat telah mengarahkan kita untuk berlaku belas kasihan terhadap mereka.
Analisa Lafadz
مَا قُطِعَ مِنْ الْبَهِيمَةِ |
anggota tubuh haiwan yang dipotong dalam ke adaan masih hidup. Lafaz "
الْبَهِيمَةِ"
membawa maksud haiwan ternak yang berkaki empat, iaitu unta, lembu dan
kambing. |
فهو |
anggota tubuh yang terpotong. |
حسّنه |
hadis ini dinilai hasan oleh Imam al-Tirmizi. |
واللفظ له |
sedangkan lafaz hadis ini menurut riwayat yang diketengahkan oleh Imam
al-Tirmizi. |
Unsur Fikih
1-المنع من تعذيب الحيوان بقطع بعض أجزائه
2-بيان حكم ماقطع من البهيمة وهي حية وهو أنه
يحرم أكله والانتفاع به
3-الحكم بأن المقطوع من الحى ميت إن كان من شأنه
أن تحله الحياة أما ما كان ليس من شأنه الحياة فلا شأنه الحياة فلا يعد ميتاً
- Dilarang menyeksa hewan dengan cara memotong sebagian anggota tubuhnya.
- Hukum tentang anggota tubuh hewan yang dipotong, sementara hewan tersebut masih dalam keadaan hidup, adalah haram untuk dimakan dan juga haram untuk dimanfaatkan.
- Keputusan hukum menyatakan bahwa anggota tubuh makhluk hidup yang dipotong akan dikategorikan sebagai bangkai jika anggota tubuh tersebut masih berfungsi, sedangkan anggota tubuh yang sudah tidak berfungsi lagi (mati) tidak dianggap sebagai bangkai.
Sekilas Periwayat Hadis
أبو واقد الحارث بن عوف الليثى ( نسبة إلى ليث
) لانه من بنى عامر بن ليث بن عبد مناف روى عنه إبناه وسعيد بن المسيب رضى الله
عنه مات سنة ثمان وستين بمكة وهو ابن (٨٥) سنة
Abu Waqid adalah al-Harits ibn 'Auf al-Laitsi (dinisbahkan kepada suku Laits) karena beliau berasal dari Bani 'Amir ibn Laits ibn 'Abd Manaf. Dua orang anaknya dan Sa'id ibn al-Musayyab telah meriwayatkan hadis daripadanya. Beliau meninggal dunia pada tahun 68 Hijriah di Mekah pada usia 85 tahun.
Kesimpulan dari hadis 1-13 Ibanatul Ahkam syarah Bulughul Maran
- Air laut, air yang terkena najis dengan jumlah air melebihi dua qullah dan tidak mengalami perubahan pada salah satu dari tiga sifatnya, bekas jilatan kucing, lalat, dan tubuh hewan ternak, semuanya dianggap suci.
- Diperbolehkan untuk mengonsumsi bangkai hewan laut (ikan), belalang, hati, dan limpa.
- Air yang mengalami perubahan salah satu dari tiga sifatnya akibat terkena najis dianggap najis. Hal yang sama berlaku untuk mulut anjing, air kencing, darah, bangkai, dan bagian tubuh hewan yang dipotong saat masih hidup.
- Metode penyucian benda yang terkena najis mughallazhah (najis berat).
- Dilarang mandi menggunakan air yang tergenang, lelaki dilarang mandi menggunakan sisa air yang sudah digunakan oleh isteri, dan sebaliknya, wanita juga dilarang mandi menggunakan sisa air yang sudah digunakan oleh suami.