Hadis ke-22 | Bab Menghilangkan Najis - Terjemah Ibanatul Ahkam

Terjemah Ibanatul Ahkam

Redaksi Hadis ke-22

۲۲- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: "سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ تُتَّخَذُ خَلا؟" قَالَ: "لا". أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَقَالَ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

22. Dari Anas ibn Malik (r.a), beliau berkata: "Rasulullah (s.a.w) pernah ditanya mengenai khamar yang diubah menjadi cuka, maka baginda menjawab: 'Itu tidak boleh.'" (Diriwayatkan oleh Muslim dan dikatakan: "Hadis ini hasan lagi sahih.")

Makna Umum Hadis

Rasulullah (s.a.w) telah mengucapkan kalimat-kalimat yang kemudian diabadikan dalam sejarah. Semua ucapan tersebut merupakan nasihat dan pengajaran. Pada suatu hari, baginda pernah ditanya mengenai hukum pembuatan cuka yang dihasilkan dari khamar. Baginda memberikan jawaban bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan dilakukan. Para ulama mentafsirkan makna hadis ini dengan menyampaikan pendapat-pendapat masing-masing, seperti yang akan dijelaskan dalam fiqh hadis di bawah ini.

Analisa Lafadz


Fiqh Hadis

  1. Tidak diperbolehkan membuat cuka dari khamar. Khamar tidak menjadi suci dengan diubah menjadi cuka melalui proses yang dilakukan oleh manusia. Ini merupakan pendapat mazhab Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad, karena terdapat hadis yang mengarahkan untuk menuangkan khamar. Oleh karena itu, tidak menuangkan khamar dan mengolahnya menjadi cuka dianggap sebagai perbuatan yang tidak taat dan tidak akan menyucikan cuka tersebut.
  2. Khamar menjadi suci dengan diubah menjadi cuka. Ini adalah pendapat yang umum dianut oleh mazhab Imam Malik dan mazhab Imam Abu Hanifah, karena khamar telah mengalami perubahan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
  3. Ulama telah bersepakat bahwa khamar, apabila mengalami perubahan menjadi cuka dengan sendirinya, maka menjadi suci.

Lanjut Hadis ke-23 Terjemah Ibanatul Ahkam
Next Post Previous Post