Hadis ke-23 | Bab Menghilangkan Najis - Terjemah Ibanatul Ahkam
Redaksi Hadis ke-23
۲۳- وَعَنْهُ قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوْمُ
خَيْبَرَ، أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا
طَلْحَةَ، فَنَادَى: "إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَاكُمْ عَنْ لُحُومِ
الْحُمُرِ [الأَهْلِيَّةِ ]، فَإِنَّهَا رِجْسٌ" مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ |
---|
23. Dari Anas (r.a), beliau berkata, "Ketika berlangsung Perang Khaibar, Rasulullah (s.a.w) memerintahkan Abu Thalhah untuk menyampaikan pengumuman kepada kaum Muslimin. Maka Abu Thalhah pun berseru, 'Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah melarang kalian memakan daging keldai kampung karena ia najis.'" (Muttafaq 'alaih) |
Makna Umum Hadis
Hukum taat kepada Rasulullah (s.a.w) adalah wajib berdasarkan nash al-Qur'an. Rasulullah (s.a.w) sangat memperhatikan ajaran Islam, ingin menyampaikannya kepada seluruh umat manusia sesegera mungkin. Oleh karena itu, beliau memerintahkan seorang juru pemberi pengumuman untuk segera menyampaikan kepada seluruh umat manusia segala yang wajib diikuti terkait dengan hal-hal yang haram dimakan, seperti larangan memakan daging keldai kampung yang dianggap najis. Seruan ini didengar oleh semua kaum Muslimin, dan mereka pun harus menuangkan isi periuk mereka dan membersihkannya, mungkin ada sisa-sisa daging keldai yang telah dimasak. Tindakan ini dilakukan untuk mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, serta percaya pada janji Allah (s.a.w) kepada mereka tentang pahala abadi di Surga 'Adn.
Analisa Lafadz
Unsur Fikih
- Diperintahkan untuk membuat pengumuman guna mengumumkan hal-hal penting seperti hukum-hakam dan perkara-perkara penting lainnya.
- Haram hukumnya memakan daging keldai kampung.
- Sembelihan tidak dapat mensucikan hewan yang tidak halal dimakan.
- Wajib mencuci wadah yang terkena najis sebelum digunakan.
- Keldai liar halal diburu dan dinyatakan halal untuk dimakan.