Hadis ke-34 | Bab Wudhu' - Terjemah Ibanatul Ahkam

Ibanatul Ahkam

Redaksi Hadis ke-34 Ibanatul Ahkam

٣٤ - وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ". مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

34. Dari Abu Hurairah (r.a), beliau berkata: Rasulullah (s.a.w) pernah bersabda, 'Jika seseorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka hendaklah dia beristinsar sebanyak tiga kali, karena sesungguhnya syaitan menginap di dalam lubang hidungnya.' (Muttafaq 'alaih)

Makna Umum hadis

الشيطان يجرى من ابن آدم مجرى الدم فيتسلط عليه في اليقظة والنوم يجلس على أعلى أنفه لأنه منفذ للقلب وليس له غلق كالأذنين ولهذا كان الأنف مقعد الشيطان والأذنان محل بوله كما جاء في الحديث ولأن الأنف مجتمع الرطوبة والاقذار وذلك مما يوافقه وعلاج طرده الاستئثار ليخرج خاستاً ذليلا .

Syaitan mengalir di dalam tubuh manusia melalui peredaran darah. Ia menguasai jiwa pada waktu berjaga maupun pada waktu tidur. Syaitan duduk di bahagian atas lubang hidung, karena lubang hidung merupakan jalan yang tembus ke hati dan tidak memiliki penutup seperti yang ada pada kedua telinga. Oleh karena itu, hidung merupakan tempat duduk syaitan, sedangkan kedua telinga merupakan tempat kencing syaitan seperti yang telah dijelaskan dalam hadis yang lain. Hidung pun merupakan tempat cairan dan kotoran berhimpun dan oleh karenanya, amalan istintsar ini sangat tepat untuk dilakukan. Cara menghalau syaitan dalam keadaan hina dan rendah supaya tidak duduk di dalamnya adalah dengan cara beristintsar.

Analisa Lafadz

منامه : مصدر ميمى بمعنى النوم

فليستنثر : الاستنثار إخراج الماء من الأنف بعد الاستنشاق

خيشومه . الخيشوم أعلى الأنف

"منامه", masdar mim dan memiliki makna yang sama dengan al-naum, yakni tidur.

"فليستنثر", al-istintsar ialah mengeluarkan air dari hidung sesudah terlebih dahulu memasukkannya ke dalamnya.

"خيشومه", bagian atas lubang hidung.

Unsur Fikih

مشروعية الاستنثار عند الاستيقاظ من النوم وقيد بنوم الليل كما يفيده لفظ يبيث والجمهور على أنه مندوب لقوله للأعرابى توضأ

كما أمرك الله وذهب إلى وجوبه أحمد وجماعة أخذا بظاهر الأمر.

Disunatkan untuk melakukan istintsar ketika bangun dari tidur. Makna tidur dalam hadis ini adalah tidur pada waktu malam hari karena dapat disimpulkan dari kata-kata yang mengikuti, yaitu "" (menginap).

Menurut jumhur ulama, beristintsar setelah bangun tidur adalah sunat karena bersandar pada sabda Nabi (s.a.w) kepada seorang Arab Badwi: "Berwuduklah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu!” Perintah dalam hadis ini menunjukkan sifat sunat. Namun, Imam Ahmad dan sekelompok ulama lain berpendapat bahwa wajib beristintsar karena bersandar pada makna zahir perintah dalam hadis tersebut.

Lanjut baca Hadis ke-35 Terjemah Ibanatul Ahkam

Next Post Previous Post