Hadis ke- 40 | Bab Wudhu' - Terjemah Ibanatul Ahkam

Ibanatul Ahkam

Redaksi Hadis ke-40 Ibanatul Ahkam

 ٤٠ - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ". مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ.

40. Dari Abu Hurairah (r.a), beliau berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah (s.a.w) bersabda, 'Sesungguhnya umatku kelak pada hari kiamat datang dengan wajah dan tubuh yang berkilauan karena bekas wuduk (mereka). Jadi, barang siapa di antara kamu mampu untuk memperpanjang kilauan itu, maka lakukanlah.'" (Muttafaq ‘alaih, tetapi lafaz hadis ini menurut riwayat Muslim)

Makna Umum hadis

فضلت الأمة المحمدية وامتازت على سائر الأمم الأخرى في الدنيا باتباعهم أمر الله ورسوله وفى الآخرة بالانوار التي تتلألأ على وجوههم وفى أيديهم وأرجلهم وفى هذا دلالة على فضيلة الوضوء واستحباب المبالغة في إسباغه وإتمامه

Umat Nabi Muhammad (s.a.w) mempunyai keutamaan dan keistimewaan yang lebih tinggi daripada umat-umat lain di dunia dan akhirat. Di dunia, mereka mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, sementara di akhirat, mereka memancarkan cahaya yang berkilauan dari wajah, tangan, dan kaki mereka. Hal ini menunjukkan keutamaan berwuduk, sunnah berlebihan dalam menyempurnakan wuduk, dan melengkapinya dengan sunnah-sunnahnya.

Analisa Lafadz

يقول : أتى به مضارعا بعد الماضى حكاية لحال وقت السماع أو لاحضار ذلك في ذهن السامع .

أمتى : الأمة في الأصل كل جماعة يجمعهم أمر واحد من دين أو غيره والمراد به هنا أمة الاجابة .

غراً : جمع أغر وهو ذو الغرة وهى لمعة بيضاء تكون في جبهة الفرس ، يريد بياض وجوههم بنور الوضوء يوم القيامة ونصب على الحال من فاعل يأتون .

محجلين : من التحجيل أى بيض مواضع الوضوء من الايدى والأقدام إستعار أثر الوضوء في الوجه واليدين والرجلين للإنسان من البياض الذي يكون فى وجه الفرس ويديه ورجليه والجمهور على أن المراد بالغرة والتحجيل هنا الزيادة فى غسل أعضاء الوضوء على القدر الواجب وعند المالكية المراد بهما استدامة الوضوء .

استطاع : قدر

يطيل غرته : يعنى وتحجيله ففيه اكتفاء واقتصر على أحدهما في الحديث لدلالة المذكور على المحذوف

"يقول", diungkapkan dalam bentuk fi'il mudhari' setelah fi'il madhi, yaitu lafaz “” untuk menceritakan keadaan ketika mendengar atau untuk menggambarkan kejadian tersebut di hati pendengarnya.

"أمتى", umat menurut maknanya adalah setiap kumpulan yang dihimpun oleh satu sebab tertentu, baik itu agama ataupun lainnya. Makna yang dimaksudkan dalam hadis ini adalah ummat al-ijabah (umat yang memperkenankan dakwah Nabi Muhammad s.a.w).

"غراً", bentuk jamak dari lafaz agharru, berarti dalam keadaan bersinar. Al-Ghurrah adalah belang putih berkilat yang terdapat pada kening kuda. Makna yang dimaksudkan di sini adalah wajah mereka nampak kelihatan putih berkilauan karena cahaya wuduk kelak pada hari kiamat. Perkataan “” di-nashabkan karena menjadi hal (kata keterangan keadaan) kepada fa’il lafaz “”.

"محجلين", berasal dari lafaz al-tahjil, berarti anggota-anggota wuduknya nampak kelihatan putih berkilauan karena bekas air wuduk. Ungkapan ini merupakan kata pinjaman (isti’arah) dari belang putih yang ada pada kening kuda, kedua kaki hadapan dan kedua kaki belakangnya. Tetapi menurut jumhur ulama, apa yang dimaksudkan al-ghurrah dan al-tahjil dalam hadis ini adalah lebihan membasuh anggota wuduk daripada batas yang telah diwajibkan. Sedangkan menurut mazhab Maliki, maknanya adalah seseorang sentiasa berada dalam keadaan berwuduk.

"استطاع", mampu.

"يطيل غرته", yakni wa tahjilahu yang bermaksud memperpanjang ghurrah dan tahjil-nya. Namun hadis hanya menyebut ghurratahu karena kewujudan salah satunya menunjukkan pula kewujudan yang lain. Dengan kata lain, barang siapa yang mampu memperpanjang cahaya (ghurrah) atau kemilaunya (tahjil-nya), maka hendaklah dia melakukannya.

Unsur Fikih

استحباب إسباغ الوضوء لاطالة الغرة والتحجيل لأنه حلية المؤمن وزينته يوم القيامة والغرة والتحجيل من خصائص الأمة المحمدية بخلاف الوضوء فليس من خصائصها .

Disunatkan menyempurnakan wuduk untuk memperpanjang ghurrah dan tahjil, karena ia merupakan perhiasan dan keindahan bagi seorang mukmin kelak pada hari kiamat. Ghurrah dan tahjil merupakan salah satu dari keistimewaan umat Nabi Muhammad (s.a.w). Lain halnya dengan berwuduk, karena ia tidak hanya dikhususkan kepada mereka. Apa yang dimaksudkan dengan menyempurnakan wuduk adalah melebihi basuhan dan usapan dari batas yang telah diwajibkan.

Lanjut baca Hadis ke- 41 Terjemah Ibanatul Ahkam

Next Post Previous Post